Jumat, 14 Juli 2017

Modifikasi Batang



MODIFIKASI BATANG

A. Pengertian Modifikasi Batang
Struktur pokok tumbuhan hanya terdiri dari akar, daun, batang, bunga dan buah. Pada suatu keadaan, struktur pokok tersebut dapat berubah dan berkembang menjadi struktur baru, sebagai adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya. Misalnya pada daerah kering, daun-daun akan berubah menjadi duri yang bertujuan untuk mengurangi penguapan air yang terjadi melalui daun (Rosanti, 2013).
Contoh lainnya adalah perubahan akar pada tumbuhan yang hidup di daerah pasang surut, di mana akar selalu terendam air dalam waktu yang lama. Agar tumbuhan tidak mati karena membusuk, akar akan berubah bentuknya menjadi beberapa tipe adaptasi terhadap pasang. Perubahan bentuk seperti ini disebut metamorfosis tumbuhan. Karena tumbuhan merupakan individu yang tidak bergerak, maka istilah metamorfosis diganti menjadi modifikasi tumbuhan (Rosanti, 2013).
Modifikasi Batang adalah bagian tubuh dari tumbuhan yang sangat penting bagi tumbuhan yang berada di atas permukaan tanah. Mengingat tempat dan kedudukannya bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan. Salah satu fungsi batang adalah sebagai tempat penimbunan cadangan makanan, dengan fungsi ini, pada bagian batang tertentu akan mengalami perubahan bentuk sehingga bentuknya berbeda di banding bentuk batang pada umumnya. Batang yang bentuknya berubah ini disebut batang yang telah mengalami modifikasi. Batang dapat terspesialisasi serta termodifikasi bentuknya untuk keperluan tugas khusus seperti menimbun cadangan makanan dan untuk fotosintesis (Sumardi, 1992).

B. Macam-macam Modifikasi Batang
1. Kuncup
Kuncup merupakan calon tunas, jadi terdiri atas calon daun, calon batang maupun calon bunga. Biasanya kuncup dilindungi oleh rambut-rambut, sisik-sisik, daun penumpu, dan sebagainya agar tidak gugur atau tidak mati sebelum tumbuh. Jika kuncup tumbuh, biasanya pelindung kuncup akan runtuh. Perkembangan kuncup pada semua jenis tumbuhan berbeda-beda. Ada yang cepat runtuh, ada yang tinggal agak lama (Rosanti, 2013).
Tidak semua kuncup dapat berkembang menjadi tumbuhan yang baru. Diantaranya ada yang bertahun-tahun tetap berupa kuncup saja. Kuncup yang demikian dinamakan kuncup tidur atau kuncup laten (dinamakan kuncup tidur karena kuncup ini tidak mati, tetapi juga tidak tumbuh). Kuncup tidur dapat ditemukan pada batang-batang pohon besar yang ditebang dalam waktu yang lama. Kuncup tidur ini dapat menjadi tunas yang baru, yang akan akan segera tumbuh menjadi tunas baru jika ditembang (Rosanti, 2013).
Menurut tempat kuncup dapat dibedakan dalam tiga macam yaitu kuncup ujung, kuncup samping, dan kuncup liar. Selain ketiga kuncup tersebut, beberapa tumbuhan memiliki kuncup tambahan yang terletak di dekat kuncup samping. Kuncup tambahan ini akan tumbuh bila kuncup samping rusak (Rosanti, 2013).
a. Kuncup ujung (Gemma terminalis)
Kuncup ujung merupakan modifikasi dari batang, daun dan bunga. Kuncup ini terletak pada ujung-ujung batang, ujung cabang, ataupun ujung ranting. Kuncup ujung bisa berupa kuncup daun atau bunga (Tjitrosoepomo, 1989).
b. Kuncup ketiak (Gemma lateralis)
Kuncup ketiak merupakan kuncup yang terdapat pada ketiak daun, karena itu dianamakan kuncup aksilar. Karena daun terletak disamping batang, maka kadang-kadang kuncup ini dinamakan kuncup samping atau kuncup lateral. Kuncup samping biasanya akan menghasilkan cabang baru. Perkembangan menjadi batang dapat terjadi setelah daun yang dibawahnya gugur, baru kemudian berkembang atau menjadi kuncup tidur (Tjitrosoepomo, 1989).

c. Kuncup Liar (Gemma adventicus)
Kuncup liar merupakan kuncup yang tidak tumbuh pada ujung batang atau ketiak daun, melainkan disembarang tempat pada organ tumbuhan. Kuncup liar dapat tumbuh disembarang tempat pada batang, dan jika tumbuh biasanya akan menghasilkan wiwilan atau tunas air, misalnya pada pohon coklat (Theobroma cacao L.) (Tjitrosoepomo, 1989).
Ada juga kuncup liar yang tumbuh di tepi daun. biasanya kuncup ini dapat menghasilkan tumbuhan baru, misalnya pada jenis-jenis cocor bebek (Kalancoe pinnata Pers.). Selain itu, kuncup liar juga dapat tumbuh pada akar, dan biasanya juga dapat menjadi tumbuhan baru, misalnya pada sukun (Artocarpus communis Forts.) (Tjitrosoepomo, 1989).
Berdasarkan proses metamorfosis atau bentuk modifikasinya menjadi organ tumbuhan yang lain, maka kuncup dapat pula dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu kuncup daun, kuncup bunga, dan kuncup campuran. Kuncup daun (Gemma folifera) merupakan tunas yang akan berkembang menjadi daun. Kuncup bunga (Gemma florifera) merupakan kuncup yang berkembang menjadi bunga. Kuncup campuran (Gemma mixta) adalah kuncup yang jika berkembang akan menghasilkan tunas dengan daun-daun biasa dan bunga. Dengan kata lain, kuncup campuran diawali dengan munculnya tunas daun pada ujung-ujung ranting, lalu diikuti dengan munculnya kuncup bunga (Rosanti, 2013).
Bila ditinjau ada tidaknya pelindung, kuncup dibedakan menjadi kuncup telanjang dan kuncup tertutup. Kuncup telanjang (Gemma nudus), yaitu kuncup yang sama sekali tidak mempunyai alat-alat pelindung. Sedangkan kuncup tertutup (Gemma claulus), yaitu kuncup yang mempunyai pelindung yang menyelubungi kuncup tadi (Rosanti, 2013).
2. Rimpang (Rhizoma)
Rimpang merupakan modifikasi dari batang. Rimpang sesungguhnya adalah batang sejati yang merambat di dalam tanah. Karena merupakan modifikasi dari batang, sifat-sifat batang juga nampak pada rimpang, seperti beruas-ruas, berbuku-buku, berdaun, tetapi daunnya telah menjelma menjadi sisik-sisik, mempunyai kuncup-kuncup, tumbuhnya ke pusat bumi atau air, kadang-kadang muncul di atas tanah (Tjitrosoepomo, 1989).
Fungi rimpang antara lain adalah sebagai tempat penimbunan makanan. Selain itu rimpang berfungsi sebagai alat perkembangbiakan secara vegetatif. Biasanya rimpang yang ditanam akan segera tumbuh akar pada ruas-ruasnya dan tunas-tunas daun. Akar akan tumbuh sesuai dengan sifatnya yaitu menuju ke pusat bumi dan tunas-tunas daun akan muncul ke permukaan tanah (Rosanti, 2013).
 
Gambar 1. Rimpang pada Alpinia galanga
(Sumber: Nursaptia, 2015)
3. Umbi (Tuber)
Umbi merupakan modifikasi akar maupun batang. Umbi biasanya berbentuk bulat, karena merupakan struktur yang membengkak, seperti kerucut atau tidak beraturan. Umbi juga berfungsi sebagai tempat penimbunan makanan. Karena itu umbi dibedakan menjadi umbi batang dan umbi akar (Rosanti, 2013).
Berbeda dengan rimpang, walaupun sama-sama merupakan modifikasi dari batang, umbi batang tidak memiliki ruas-ruas dan sisik seperti pada rimpang, karena strukturnya yang menggembung besar, sehingga permukaannya tampak licin. Karena itu umbi batang adalah penjelmaan batang masih terlihat dari terlihatnya kuncup-kuncup pada umbi ini, dan jika waktunya telah tiba dapat pula bertunas dan menghasilkan tumbuhan baru (Rosanti, 2013).
4. Umbi lapis (Bulbus)
Umbi lapis merupakan modifikasi batang dan daun. Karena memperlihatkan susunan yang berlapis-lapis, struktur ini disebut sebagai umbi lapis. Umbi lapis terdiri dari daun-daun yang telah menjadi tebal, lunak dan berdaging. Struktur umbi lapis terdiri dari cakram (discus), sisik (tunica), kuncup atau tunas (gemmae) dan akar serabut (Rosanti, 2013).
Cakram merupakan batang yang sesungguhnya. Cakram berukuran kecil dengan ruas-ruas yang sangat pendek. Biasanya berbentuk tipis. Seperti halnya daun yang duduk pada batang, pada cakram terdapat kuncup-kuncup. Sisik merupakan struktur yang berlapis dan berdaging. Sisik berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan. Sisik merupakan modifikasi daun yang mnejadi tebal, lunak dan berdaging (Rosanti, 2013).
Berdasarkan sifat dan bentuk, sisik pada umbi lapis dibedakan menjadi sisik yang berlapis dan sisik yang bersisik. Sisik yang berlapis (bulbus) berbentuk bagian yang lebar, dan yang lebih luar menyelubungi bagian yang dalam, hingga jika umbi diiris membujur akan jelas susunannya yang berlapis-lapis, misalnya umbi lapis bawang merah (Allium cepa) (Rosanti, 2013).
 
Gambar 2. Umbi lapis dengan sisik berlapis
(Sumber: Nursaptia, 2015)

Jenis sisik yang kedua adalah sisik yang bersisik (bulbus squamosus), jika metamorfosis daun-daunnya tidak melebar dan membungkus umbi secara berlapis, melainkan lebih tebal dan tersusun seperti genting, misalnya umbi lapis pada bawang putih (Allium sativum) (Rosanti, 2013).
5. Sulur (Cirrhus)
Alat pembelit atau sulur merupakan struktur yang terbentuk akibat modifikasi dari batang, daun mauapun akar. Alat pemebelit biasanya berbentuk spiral, yang berfungsi untuk membelit atau melilit benda-benda yang disentuhnya. Biasanya alat pemebelit berfungsi untuk tumbuhan berpegangan saat tumbuhan berusaha mendapatkan penunjang untuk memanjat ke atas. Oleh sebab itu, alat pembelit hanya ditemukan pada tumbuhan yang memanjat ke atas (Rosanti, 2013).
Berdasarkan asal modifikasinya, alat-alat pembelit dapat dibedakan menjadi (Tjitrosoepomo, 1989):
a. Cabang pembelit (sulur dahan)
Cabang pembelit ini berasal dari cabang atau tunas daun, di mana pangkal tumbuhnya cabang pembelit dapat dilihat ketiak daun atau berhadapan dengan daun, dan seringkali masih mendukung daun-daun kecil. Cabang pembelit dapat ditemukan pada tumbuhan markisa (Passiflora quadrangularis) (Tjitrosoepomo, 1989).

 
Gambar 4. Cabang pembelit pada Passiflora quadrangularis
(Sumber: Sari, 2015)

b. Daun pembelit
Daun pembelit adalah alat pembelit yang biasanya merupakan modifikasi bagain daun, baik dari tangkai daun, ujung daun, ujung tangkai daun pada daun majemuk, atau bagaian daun yang lain. Dengan kata lain, daun pembelit tidak berasal dari seluruh bagain tumbuhan. Daun pembelit dapat ditemukan pada kembang talang (Gloriosa superba) (Tjitrosoepomo, 1989).
c. Akar pembelit
Akar pembelit adalah alat pembelit yang merupakan modifikasi akar. Akar pembelit berfungsi untuk melekatkan diri pada batang atau penunjang, saat tumbuhan akan memanjat. Akar pembelit dapat ditemukan pada vanili (Vanilla planof) (Tjitrosoepomo, 1989).


6. Duri (Spina)
Duri merupakan modifikasi dari akar, daun maupun batang. Biasanya duri berbentuk struktur kecil yang tajam. Menurut asalnya duri dibedakan menjadi duri semu dan duri sejati. Duri semu bukan merupakan modifikasi tumbuhan. Karena duri ini sebenarnya hanya merupakan alat tambahan, maka disebut sebagai duri semu. Duri semu merupakan semacam alat tambahan, hanya menempel pada batang atau tangkai, sehingga disebut sebagai duri tempel. Biasanya duri tempel mempunyai struktur yang tajam, dan mudah dilepaskan tanpa menyebabkan luka pada tumbuhan. Duri semu dapat dilihat pada mawar (Rosa chinesis) (Rosanti, 2013).
 
Gambar 6. Duri tempel pada Rosa sinensis
(Sumber: Nursaptia, 2015)

Duri sejati adalah duri hasil modifikasi salah satu bagian pokok tumbuhan, sehingga sukar dilepaskan dari batang. Jika terlepas akan menimbukan bekas yang berupa luka. Duri sejati dibedakan berdasarkan asal atau tempatnya. Oleh karena itu duri sejati dibedakan menjadi duri dahan, duri daun, duri akar dan duri daun penumpu (Rosanti, 2013).
a. Duri dahan (Spina caulogenum)
Duri sejati dianggap sebagai duri dahan jika merupakan penjelmaan batang, cabang atau ranting. Struktur duri ini berasal dari bagian tengah batang, cabang atau ranting tersebut yang terdiri atas kayu yang bersambungan dengan bagian kayu dalam batang. Misalnya pada tumbuhan bugenvil (Bouganvillea spectabilis) (Rosanti, 2013).
b. Duri daun (Spina phyllogenum)
Duri daun yaitu duri yang merupakan modifikasi daun. biasanay duri daun berbentuk halus dalam jumlah yang banyak. Duri daun biasanya terdapat pada tumbuhan yang hidup di daerah kering, sebagai bentuk adaptasi terhadap lingkungan untuk mengurangi penguapan air. Bukti bahwa duri ini berasal dari daun, dapat terlihat dari adanya kuncup atau tunas yang keluar dari ketiaknya atau batang. Misalnya pada kaktus (Opuntia sp.) (Rosanti, 2013).

Gambar 8. Duri daun pada Opuntia sp.
(Sumber: Nursaptia, 2015)

c. Duri akar (Spina rhizogenum)
Duri akar merupakan modifikasi dari akar, yaitu akar-akar yang menjadi keras dan mempunyai ujung yang tajam, misalnya pada tumbuhan gembili (Dioscorea aculeata L.) (Rosanti, 2013).
d. Duri daun penumpu (Spina stipulogenum)
Duri daun penumpu merupakan modifikasi dari daun penumpu. Oleh karena itu seringkali terdapat dalam jumlah sepasang di kanan-kiri suatu daun. Duri daun penumpu dapat ditemukan pda susuru (Euphorbia trigona) (Rosanti, 2013).
 
Gambar 7. Duri daun penumpu pada Euphorbia trigona
(Sumber: Nursaptia, 2015)



7. Stolon
Pada beberapa tumbuhan, batang tumbuh mendatar tidak di bawah permukaan tanah melainkan di atas permukaan tanah (menjalar di permukaan tanah). Batang yang demikian itu disebur stolon. Stolon memiliki struktur yang berbeda dengan rhizoma, ruas-ruas pada stolon lebih panjang dan berdiamater lebih kecil. Pada setiap buku dari stolon biasanya terdapat akar dan daun. Daun-daun pada stolon jarang sekali termodifikasi menjadi sisik. Stolon berkembang dari kecambah ke arah radial, kemudian memisahkan diri karena buku yang memiliki akar berbentuk tunas baru atau teputus karena sebab mekanik. Misalnya pada tumbuhan enceng gondok (Eichornia crassipes). Pola percabangan pada stolon dapat monopodial dan simpodial (Sumardi, 1992).
 

Gambar 8. Stolon
(Sumber: Nursaptia, 2015)


2 komentar: