MODIFIKASI BATANG
A. Pengertian
Modifikasi Batang
Struktur pokok tumbuhan hanya
terdiri dari akar, daun, batang, bunga dan buah. Pada suatu keadaan, struktur
pokok tersebut dapat berubah dan berkembang menjadi struktur baru, sebagai
adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya. Misalnya pada daerah kering,
daun-daun akan berubah menjadi duri yang bertujuan untuk mengurangi penguapan
air yang terjadi melalui daun (Rosanti, 2013).
Contoh lainnya adalah perubahan akar
pada tumbuhan yang hidup di daerah pasang surut, di mana akar selalu terendam
air dalam waktu yang lama. Agar tumbuhan tidak mati karena membusuk, akar akan
berubah bentuknya menjadi beberapa tipe adaptasi terhadap pasang. Perubahan
bentuk seperti ini disebut metamorfosis tumbuhan. Karena tumbuhan merupakan
individu yang tidak bergerak, maka istilah metamorfosis diganti menjadi
modifikasi tumbuhan (Rosanti, 2013).
Modifikasi Batang adalah bagian
tubuh dari tumbuhan yang sangat penting bagi tumbuhan yang berada di atas permukaan
tanah. Mengingat tempat dan kedudukannya bagi tubuh tumbuhan, batang dapat
disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan. Salah satu fungsi batang adalah sebagai
tempat penimbunan cadangan makanan, dengan fungsi ini, pada bagian batang
tertentu akan mengalami perubahan bentuk sehingga bentuknya berbeda di banding
bentuk batang pada umumnya. Batang yang bentuknya berubah ini disebut batang
yang telah mengalami modifikasi. Batang dapat terspesialisasi serta
termodifikasi bentuknya untuk keperluan tugas khusus seperti menimbun cadangan
makanan dan untuk fotosintesis (Sumardi, 1992).
B. Macam-macam
Modifikasi Batang
1. Kuncup
Kuncup merupakan calon tunas, jadi
terdiri atas calon daun, calon batang maupun calon bunga. Biasanya kuncup
dilindungi oleh rambut-rambut, sisik-sisik, daun penumpu, dan sebagainya agar
tidak gugur atau tidak mati sebelum tumbuh. Jika kuncup tumbuh, biasanya
pelindung kuncup akan runtuh. Perkembangan kuncup pada semua jenis tumbuhan
berbeda-beda. Ada yang cepat runtuh, ada yang tinggal agak lama (Rosanti,
2013).
Tidak semua kuncup dapat berkembang
menjadi tumbuhan yang baru. Diantaranya ada yang bertahun-tahun tetap berupa
kuncup saja. Kuncup yang demikian dinamakan kuncup tidur atau kuncup laten
(dinamakan kuncup tidur karena kuncup ini tidak mati, tetapi juga tidak
tumbuh). Kuncup tidur dapat ditemukan pada batang-batang pohon besar yang
ditebang dalam waktu yang lama. Kuncup tidur ini dapat menjadi tunas yang baru,
yang akan akan segera tumbuh menjadi tunas baru jika ditembang (Rosanti, 2013).
Menurut tempat
kuncup dapat dibedakan dalam tiga macam yaitu kuncup ujung, kuncup samping, dan
kuncup liar. Selain ketiga kuncup tersebut, beberapa tumbuhan memiliki kuncup
tambahan yang terletak di dekat kuncup samping. Kuncup tambahan ini akan tumbuh
bila kuncup samping rusak (Rosanti, 2013).
a. Kuncup ujung (Gemma terminalis)
Kuncup ujung
merupakan modifikasi dari batang, daun dan bunga. Kuncup ini terletak pada
ujung-ujung batang, ujung cabang, ataupun ujung ranting. Kuncup ujung bisa
berupa kuncup daun atau bunga (Tjitrosoepomo, 1989).
b. Kuncup ketiak (Gemma lateralis)
Kuncup ketiak
merupakan kuncup yang terdapat pada ketiak daun, karena itu dianamakan kuncup
aksilar. Karena daun terletak disamping batang, maka kadang-kadang kuncup ini dinamakan
kuncup samping atau kuncup lateral. Kuncup samping biasanya akan menghasilkan
cabang baru. Perkembangan menjadi batang dapat terjadi setelah daun yang
dibawahnya gugur, baru kemudian berkembang atau menjadi kuncup tidur
(Tjitrosoepomo, 1989).
c. Kuncup Liar (Gemma adventicus)
Kuncup liar
merupakan kuncup yang tidak tumbuh pada ujung batang atau ketiak daun,
melainkan disembarang tempat pada organ tumbuhan. Kuncup liar dapat tumbuh
disembarang tempat pada batang, dan jika tumbuh biasanya akan menghasilkan
wiwilan atau tunas air, misalnya pada pohon coklat (Theobroma cacao L.)
(Tjitrosoepomo, 1989).
Ada juga kuncup
liar yang tumbuh di tepi daun. biasanya kuncup ini dapat menghasilkan tumbuhan
baru, misalnya pada jenis-jenis cocor bebek (Kalancoe pinnata Pers.). Selain
itu, kuncup liar juga dapat tumbuh pada akar, dan biasanya juga dapat menjadi
tumbuhan baru, misalnya pada sukun (Artocarpus communis Forts.)
(Tjitrosoepomo, 1989).
Berdasarkan
proses metamorfosis atau bentuk modifikasinya menjadi organ tumbuhan yang lain,
maka kuncup dapat pula dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu kuncup daun, kuncup
bunga, dan kuncup campuran. Kuncup daun (Gemma folifera) merupakan tunas
yang akan berkembang menjadi daun. Kuncup bunga (Gemma florifera)
merupakan kuncup yang berkembang menjadi bunga. Kuncup campuran (Gemma mixta)
adalah kuncup yang jika berkembang akan menghasilkan tunas dengan daun-daun
biasa dan bunga. Dengan kata lain, kuncup campuran diawali dengan munculnya
tunas daun pada ujung-ujung ranting, lalu diikuti dengan munculnya kuncup bunga
(Rosanti, 2013).
Bila ditinjau
ada tidaknya pelindung, kuncup dibedakan menjadi kuncup telanjang dan kuncup
tertutup. Kuncup telanjang (Gemma nudus), yaitu kuncup yang sama sekali
tidak mempunyai alat-alat pelindung. Sedangkan kuncup tertutup (Gemma
claulus), yaitu kuncup yang mempunyai pelindung yang menyelubungi kuncup
tadi (Rosanti, 2013).
2. Rimpang (Rhizoma)
Rimpang
merupakan modifikasi dari batang. Rimpang sesungguhnya adalah batang sejati
yang merambat di dalam tanah. Karena merupakan modifikasi dari batang,
sifat-sifat batang juga nampak pada rimpang, seperti beruas-ruas, berbuku-buku,
berdaun, tetapi daunnya telah menjelma menjadi sisik-sisik, mempunyai
kuncup-kuncup, tumbuhnya ke pusat bumi atau air, kadang-kadang muncul di atas
tanah (Tjitrosoepomo, 1989).
Fungi rimpang
antara lain adalah sebagai tempat penimbunan makanan. Selain itu rimpang
berfungsi sebagai alat perkembangbiakan secara vegetatif. Biasanya rimpang yang
ditanam akan segera tumbuh akar pada ruas-ruasnya dan tunas-tunas daun. Akar
akan tumbuh sesuai dengan sifatnya yaitu menuju ke pusat bumi dan tunas-tunas
daun akan muncul ke permukaan tanah (Rosanti, 2013).
Gambar 1. Rimpang pada Alpinia galanga
(Sumber: Nursaptia, 2015)
3. Umbi (Tuber)
Umbi merupakan
modifikasi akar maupun batang. Umbi biasanya berbentuk bulat, karena merupakan
struktur yang membengkak, seperti kerucut atau tidak beraturan. Umbi juga
berfungsi sebagai tempat penimbunan makanan. Karena itu umbi dibedakan menjadi
umbi batang dan umbi akar (Rosanti, 2013).
Berbeda dengan
rimpang, walaupun sama-sama merupakan modifikasi dari batang, umbi batang tidak
memiliki ruas-ruas dan sisik seperti pada rimpang, karena strukturnya yang
menggembung besar, sehingga permukaannya tampak licin. Karena itu umbi batang
adalah penjelmaan batang masih terlihat dari terlihatnya kuncup-kuncup pada
umbi ini, dan jika waktunya telah tiba dapat pula bertunas dan menghasilkan
tumbuhan baru (Rosanti, 2013).
4. Umbi lapis (Bulbus)
Umbi lapis
merupakan modifikasi batang dan daun. Karena memperlihatkan susunan yang
berlapis-lapis, struktur ini disebut sebagai umbi lapis. Umbi lapis terdiri
dari daun-daun yang telah menjadi tebal, lunak dan berdaging. Struktur umbi
lapis terdiri dari cakram (discus), sisik (tunica), kuncup atau
tunas (gemmae) dan akar serabut (Rosanti, 2013).
Cakram
merupakan batang yang sesungguhnya. Cakram berukuran kecil dengan ruas-ruas
yang sangat pendek. Biasanya berbentuk tipis. Seperti halnya daun yang duduk
pada batang, pada cakram terdapat kuncup-kuncup. Sisik merupakan struktur yang
berlapis dan berdaging. Sisik berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan. Sisik
merupakan modifikasi daun yang mnejadi tebal, lunak dan berdaging (Rosanti,
2013).
Berdasarkan sifat dan bentuk, sisik pada umbi lapis dibedakan
menjadi sisik yang berlapis dan sisik yang bersisik. Sisik yang berlapis (bulbus)
berbentuk bagian yang lebar, dan yang lebih luar menyelubungi bagian yang
dalam, hingga jika umbi diiris membujur akan jelas susunannya yang
berlapis-lapis, misalnya umbi lapis bawang merah (Allium cepa) (Rosanti,
2013).
Gambar 2. Umbi lapis dengan sisik berlapis
(Sumber: Nursaptia, 2015)
Jenis sisik
yang kedua adalah sisik yang bersisik (bulbus squamosus), jika
metamorfosis daun-daunnya tidak melebar dan membungkus umbi secara berlapis,
melainkan lebih tebal dan tersusun seperti genting, misalnya umbi lapis pada
bawang putih (Allium sativum) (Rosanti, 2013).
5. Sulur (Cirrhus)
Alat pembelit
atau sulur merupakan struktur yang terbentuk akibat modifikasi dari batang,
daun mauapun akar. Alat pemebelit biasanya berbentuk spiral, yang berfungsi
untuk membelit atau melilit benda-benda yang disentuhnya. Biasanya alat
pemebelit berfungsi untuk tumbuhan berpegangan saat tumbuhan berusaha
mendapatkan penunjang untuk memanjat ke atas. Oleh sebab itu, alat pembelit
hanya ditemukan pada tumbuhan yang memanjat ke atas (Rosanti, 2013).
Berdasarkan
asal modifikasinya, alat-alat pembelit dapat dibedakan menjadi (Tjitrosoepomo,
1989):
a. Cabang pembelit (sulur dahan)
Cabang pembelit ini berasal dari cabang atau tunas daun, di mana pangkal
tumbuhnya cabang pembelit dapat dilihat ketiak daun atau berhadapan dengan
daun, dan seringkali masih mendukung daun-daun kecil. Cabang pembelit dapat
ditemukan pada tumbuhan markisa (Passiflora quadrangularis)
(Tjitrosoepomo, 1989).
Gambar 4. Cabang pembelit pada Passiflora quadrangularis
(Sumber: Sari, 2015)
b. Daun pembelit
Daun pembelit
adalah alat pembelit yang biasanya merupakan modifikasi bagain daun, baik dari
tangkai daun, ujung daun, ujung tangkai daun pada daun majemuk, atau bagaian
daun yang lain. Dengan kata lain, daun pembelit tidak berasal dari seluruh
bagain tumbuhan. Daun pembelit dapat ditemukan pada kembang talang (Gloriosa
superba) (Tjitrosoepomo, 1989).
c. Akar pembelit
Akar pembelit
adalah alat pembelit yang merupakan modifikasi akar. Akar pembelit berfungsi
untuk melekatkan diri pada batang atau penunjang, saat tumbuhan akan memanjat.
Akar pembelit dapat ditemukan pada vanili (Vanilla planof)
(Tjitrosoepomo, 1989).
6. Duri (Spina)
Duri merupakan
modifikasi dari akar, daun maupun batang. Biasanya duri berbentuk struktur
kecil yang tajam. Menurut asalnya duri dibedakan menjadi duri semu dan duri
sejati. Duri semu bukan merupakan modifikasi tumbuhan. Karena duri ini
sebenarnya hanya merupakan alat tambahan, maka disebut sebagai duri semu. Duri
semu merupakan semacam alat tambahan, hanya menempel pada batang atau tangkai,
sehingga disebut sebagai duri tempel. Biasanya duri tempel mempunyai struktur
yang tajam, dan mudah dilepaskan tanpa menyebabkan luka pada tumbuhan. Duri
semu dapat dilihat pada mawar (Rosa chinesis) (Rosanti, 2013).
Gambar 6. Duri tempel pada Rosa sinensis
(Sumber: Nursaptia, 2015)
Duri sejati
adalah duri hasil modifikasi salah satu bagian pokok tumbuhan, sehingga sukar
dilepaskan dari batang. Jika terlepas akan menimbukan bekas yang berupa luka.
Duri sejati dibedakan berdasarkan asal atau tempatnya. Oleh karena itu duri
sejati dibedakan menjadi duri dahan, duri daun, duri akar dan duri daun penumpu
(Rosanti, 2013).
a. Duri dahan (Spina caulogenum)
Duri sejati
dianggap sebagai duri dahan jika merupakan penjelmaan batang, cabang atau
ranting. Struktur duri ini berasal dari bagian tengah batang, cabang atau
ranting tersebut yang terdiri atas kayu yang bersambungan dengan bagian kayu
dalam batang. Misalnya pada tumbuhan bugenvil (Bouganvillea spectabilis)
(Rosanti, 2013).
b. Duri daun (Spina phyllogenum)
Duri daun yaitu
duri yang merupakan modifikasi daun. biasanay duri daun berbentuk halus dalam
jumlah yang banyak. Duri daun biasanya terdapat pada tumbuhan yang hidup di
daerah kering, sebagai bentuk adaptasi terhadap lingkungan untuk mengurangi
penguapan air. Bukti bahwa duri ini berasal dari daun, dapat terlihat dari
adanya kuncup atau tunas yang keluar dari ketiaknya atau batang. Misalnya pada
kaktus (Opuntia sp.) (Rosanti, 2013).
Gambar 8. Duri daun pada Opuntia sp.
(Sumber: Nursaptia, 2015)
c. Duri akar (Spina rhizogenum)
Duri akar
merupakan modifikasi dari akar, yaitu akar-akar yang menjadi keras dan
mempunyai ujung yang tajam, misalnya pada tumbuhan gembili (Dioscorea
aculeata L.) (Rosanti, 2013).
d. Duri daun penumpu (Spina
stipulogenum)
Duri daun
penumpu merupakan modifikasi dari daun penumpu. Oleh karena itu seringkali
terdapat dalam jumlah sepasang di kanan-kiri suatu daun. Duri daun penumpu
dapat ditemukan pda susuru (Euphorbia trigona) (Rosanti, 2013).
Gambar 7. Duri daun penumpu pada Euphorbia
trigona
(Sumber: Nursaptia, 2015)
7. Stolon
Pada beberapa
tumbuhan, batang tumbuh mendatar tidak di bawah permukaan tanah melainkan di
atas permukaan tanah (menjalar di permukaan tanah). Batang yang demikian itu
disebur stolon. Stolon memiliki struktur yang berbeda dengan rhizoma, ruas-ruas
pada stolon lebih panjang dan berdiamater lebih kecil. Pada setiap buku dari
stolon biasanya terdapat akar dan daun. Daun-daun pada stolon jarang sekali
termodifikasi menjadi sisik. Stolon berkembang dari kecambah ke arah radial,
kemudian memisahkan diri karena buku yang memiliki akar berbentuk tunas baru
atau teputus karena sebab mekanik. Misalnya pada tumbuhan enceng gondok (Eichornia
crassipes). Pola percabangan pada stolon dapat monopodial dan simpodial
(Sumardi, 1992).
Gambar 8. Stolon
(Sumber: Nursaptia, 2015)
trimaksih banyak ini sangat membantu tugas saya
BalasHapusMakasih kak, sangat membantu
BalasHapus